Baca selengkapnya



Pada Abad Pertengahan, pernikahan mayoritas adalahpengaturan keuangan, dan cincin pertunangan bermanfaat sebagai semacam tabungan kasar pada pengantin wanita. Pengaturan guna pernikahan diciptakan jauh sebelumnya, sampai-sampai mempelai lelaki memberi pengantin perempuan dan orangtuanya cincin kawin yang berharga sebagai tanda bahwa dia berkomitmen guna pernikahan dan tidak bakal mundur. Keluarga akan mengawal cincin hingga pernikahan, saat cincin tersebut akan disajikan untuk pengantin wanita.

Ritual ini terus berjalan namun mendapatkan momentum di abad ke-9 saat Paus Nicolas I menciptakan cincin emas sebagai persyaratan pernikahan sebagai teknik untuk mengindikasikan kekayaan guna membuktikan keterampilan pengantin lelaki dalam mengasuh seorang istri. Cincin pertunangan berlian kesatu yang terdaftar berasal dari tahun 1477, dan diserahkan kepada Mary dari Burgandy oleh Archduke Maximillian dari Austria. Pada ketika ini, berlian dirasakan mempunyai kekuatan yang nyaris ajaib untuk menolong membuat pernikahan lebih stabil dan murni.

Sementara cincin pertunangan sudah ada sekitar berabad-abad, cincin kawin pria melulu tren baru-baru ini. Cincin kawin pria mendapat  momentum sekitar Perang Dunia II, saat pria yang dihadapkan dengan perpisahan dari pengantin perempuan mengenakan cincin sebagai pengingat bakal komitmen mereka terhadap orang yang mereka cintai. Sementara cincin pernikahan kesatu ialah cincin emas sederhana, mereka ketika ini ingin rumit dan bertatahkan berlian untuk menolong menandakan tingkat komitmen lelaki tersebut untuk istrinya.

0 Reviews